Ok,disini saya Cuma mau membahas sedikit mengenai ukhuwah
antara ikhwan & akhwat para anggota ADS (aktivis dakwah sekolah).
Saya cuma pengen cuap-cuap aja. Yah ikutan nimbrung, walaupun kagak
nyambung, yang penting gak buat bingung and gak menyinggung (tapi kalo
ada yang ngerasa, mohon diafwanin yaa). J J
Sebuah kasus klasik yang melanda aktivis dakwah. Mulai dari dakwah
sekolah sampai dakwah kampung. Tentang sebuah kata bernama “UKHUWAH”.
Sebuah kata yang memiliki berjuta kekuatan. Sebuah kata yang dapat
menghimpun milyaran manusia. Menjalin persatuan. Membangun peradaban.
Persaudaraan islam. Jalinan yang diikat oleh tali cintaNya.
“ukhuwah adalah buah dari kualitas keimanan. Semakin bagus kualitas
keimanan seseorang, semakin bagus pula pemahaman dan penerapan nilai
ukhuwahnya. Karenanya imam syahid Hasan Al Banna menegaskan, dakwah
dibangun di atas keimanan yang melahirkan ukhuwah dan jama’ah yang
membawa kepada persatuan.”
nah, yang saya tulis di
sini adalah kasus renggangnya jalinan ukhuwah antar aktivis dakwah.
Sebenarnya pokok bahasan ini luas banget, tapi saya lebih menyoroti
ukhuwah antara ikhwan dan akhwatnya.
Di sebuah
rohis,pasti stok ikhwannya lebih sedikit di bandingkan para akhwatnya.
Nah karena minimnya jumlah ikhwan, maka banyak dari mereka yang double,
tripel, bahkan kuartet amanah. Mau gak mau mereka harus mau (sami’na wa
atho’na) menerima amanah, karena gak bisa dipungkiri peran ikhwan memang
sangat dibutuhkan (ayo dong wan.. ikhwan, rekrutmennya lebih semangat
lagi yaaak.... ALLAHU AKBAR!) . memang sih akhwat sekarang lebih banyak
di bandingkan para ikhwan. Tapi bukan berarti ikhwan gak bisa menambah
jumlah kader dakwahnya kaaaan...?? .
Sedikit
gambaran aja. Di sebuah rohis pasti objek dakwahnya beragam dan
rada-rada sulit. Misalnya aja nih tipe orang yang SETU (sekolah-tugas),
julukan ini buat mereka yang SO (Study Oriented). Terus ada SERO’
(sekolah-syuro’),ini tipe siswa-siswi yang aktivis organisasi buengett.
Yang paling banyak nih tipe SEPATU (sekolah-pulang-tidur),ini tipe buat
siswa-siswi yang penyakit home-sick nya kambuh. Yang paling parah dan
berbahaya adalah tipe SELANG (sekolah-pulang- ngilang), habis sekolah
kerjanya langsung pulang, trus kalo dikasih amanah menghilang entah ke
mana, diajak syuro’ nggak datang, disuruh jadi panitia menghindar.
Wadooww...capede!!. .
Kembali ke soal ukhuwah. Jadi
ikhwan2 di sekolah2 lagi pada kendor semangat dakwahnya, alasannya
karena ikhwan merasa gak dipeduliin sama akhwat yang jumlahnya jauh
lebih banyak dari si ikhwan. Karena ikhwan sangat terbatas dan amanah
mereka juga banyak yang double, maka para akhwat gak mau ngerepotin.
“Kalo bisa ditanganin sendiri, kenapa harus dikerjain sama ikhwan?
Ikhwan sudah cukup sibuk dengan amanah dakwah, sekolah,futsal (upsst
hehehe), dsb. kita gak mau dibilang akhwat manja”, kata si akhwat. Jadi
akhwat sekarang tu menjuluki dirinya sebagai akhwat mandiri, lemper
(lembut tapi perkasa), tangguh and militan (amiiin). Istilahnya
sekarang, akhwat naik mercy, ikhwannya naik dokar. Jadi akhwat yang
bergerak cepat. Akhirnya timbul prasangka dari si ikhwan, “kita kayak
gak berguna, seolah-olah akhwat yang menjadi qiyadah, dan kita jundinya.
”. Sekarang ikhwannya jadi gak semangat gini.. (hiks... hiks... T.T).
Persaudaraan sudah tinggal nama. Kata ukhuwah islamiyah juga hanya
slogan. Kerjanya nafsi2, infiradhi, gak ada amal jama’i. Sama saudara
sendiri aja gak kenal. Yang mana saudara ana? Ikhwan-akhwat hanya
sebatas partner kerja. Dateng syuro, jadi panitia, sudah!!! Kalo
sodaranya lagi ada masalah, cuek aja! Kalo sodaranya lagi futur,
dibiarin! Di mana kata ukhuwah?!. Duh...gawat kan?! Padahalkan ukhuwah
penting banget dalam organisasi. Apalagi kayak rohis gini.. jadi bingung
L . Maunya ikhwan tu ukhuwah yang seperti apa? Trus akhwatnya juga mau
ukhuwah kayak apa??? Saya juga ikut2an pusing nih, karena ini bisa jadi
hambatan dakwah juga. Kurangnya koordinasi ikhwan-akhwat juga sering
menimbulkan misscomunication, missunderstanding, dan mis-mis yang lain.
LLL
Lhaa?? Teruuss??! Gimana dong harusnya??!!. Nah
gini nih friend, Ikhwan dan akhwat adalah dua makhluk Allah yang
berbeda. Ikhwan, ia memang diciptakan lebih dominan rasionalitasnya
karena ia adalah pemimpin bagi kaum hawa. Akhwat, sebagaimana ia, memang
diciptakan lebih dominan sensitivitas perasaannya. Di lapangan, ikhwan
dan akhwat memang harus menjaga hijab satu sama lain, namun tentu bukan
berarti harus memutuskan hubungan, karena dalam da’wah, ikhwan dan
akhwat adalah seperti satu bangunan yang kokoh, yang sebagian mereka
menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Nah lhoo?!!, salah kan kalau
ikhwan ama akhwat kerjanya sendiri2.
Memang sekarang
ini jumlah akhwat lebih banyak dari pada ikhwannya. Dan gara2 itu juga
sekarang akhwat punya julukan Akhwat Militan, Perkasa dan Mandiri. Tapi
kan gak harus juga ikhwan di tinggalin,ya gak wan..??!. harusnya ikhwan
sebagai pemimpin harus bisa mengayomi, sering2 ndengerin suara2 para
akhwat. Nah yang akhwat harusnya ngerti maslah2 yang dihadapi para
ikhwan. Ikhwan dan akhwat adalah partner da’wah yang senantiasa harus
saling berkoordinasi. Ar rijal Qawwamuna ‘alannisa. Masing-masing ikhwan
dan akhwat memang mempunyai kesibukannya sendiri, namun ikhwan
dilebihkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, yaitu sebagai pemimpin.
Sehingga wajar saja bila yang dipimpin terkadang mengandalkan dan
mengharapkan sang qawwam ini bisa jauh lebih gesit dalam berda’wah,
perhatian kepada jundinya ,tidak banyak alasan dalam menolong, tanggap
dalam masalah, empati pada jundi, menjadi nahkoda yang handal dan mampu
memberikan perlindungan. Kita harapkan, semoga semakin banyak lagi
ikhwan-ikhwan yang menjadi qiyadah sekaligus partner akhwat. Senantiasa
berkoordinasi. Teman sejati, ukhuwah di dunia dan di akhirat. Amiin...
Krisis UKHUWAH ikhwan & akhwat Krisis UKHUWAH ikhwan & akhwat
