skip to main |
skip to sidebar
Rasulullah saw bersabda,
“Sesungguhnya sebagian manusia ada yang menjadi kunci-kunci pembuka
kebaikan dan penutup berbagai kejahatan, serta ada yang menjadi
kunci-kunci pembuka kejahatan dan penutup berbagai kebajikan.
Berbahagialah orang-orang yang dijadikan Allah sebagai kunci-kunci
pembuka kebaikan dan celakalah orang-orang yang dijadikan Allah sebagai
kunci pembuka kejahatan.” (Silsilah Hadits shahih jilid tiga nomor 1332)
Dimulai dari sesuatu yang indah ketika kita membayangkan kesempurnaan
seorang muslimah. Walaupun  banyak yang salah paham akan makna
keindahan yang terpapar di dalamnya. Semua bisa merasakan dan bisa
mengubah perasaan kita ketika melihat air mukanya yang penuh cahaya.
Itulah keindahan seorang muslimah. Tidak semua harus sama dan seragam.
Masing-masing dari mereka unik, penuh pesona yang berbeda. Seperti juga
sang bunda khadijah ra yang keibuan, seorang perawan cerdas yang kritis
penuh tanya, Aisyah ra; ada juga sang perkasa nusaibah ra. Dan banyak
lagi bintang-bintang lain yang selalu memberikan cahayanya
masing-masing.
Maksudnya di sini adalah ada banyak cara yang bisa kita lakukan untuk
menjadi seorang muslimah tangguh. Tidak dengan harus sama profesinya,
mengolah sesuatu yang sama dan di lahan yang sama pula, akan tetapi
kesamaan dalam hal tujuan yang sebenarnya, yaitu mencari Ridho Allah
swt.
Adapun cara untuk membangun semua itu:
1. Kekuatan ubudiyah.
Ketika hubungan kita dengan Allah swt sudah sedemikian kuatnya.
Keikhlasan sudah menjadi keseharian kita maka akan terbentuk karakter
yang kuat. Karakter yang muncul menjadi pribadi yang dinamis. Dalam
diamnya dia menebar fikir dan dalam geraknya dia memotivasi orang lain.
Dalam sedihnya dia menggugah dan dalam marahnya dia mengintrospeksi.
Demikian juga ketika kekuatan ubudiyah itu hadir dalam kemampuan memenej
diri dan sekelilingnya. Hal itu akan menjadi kekuatan yang
menginternalisasi. seperti, tepat dalam mengambil keputusan di saat yang
sempit, itqon dalam mengerjakan sesuatu hingga masalah yang teknis
operasional sekalipun.
Suatu ketika, datanglah seorang wanita dari Mesir untuk menemui
Khalifah Umar bin Abdul Aziz, ia menanyakan istananya kepada
orang-orang, lalu mereka menunjukkan rmhnya. Di rmh itu ia menjumpai
seorang wanita yang duduk di sebuah tikar yang bertambal, dan mengenakan
pakaian yang sudah usang. Juga melihat seorang laki-laki yang kedua
tangannya belepotan tanah karena memperbaiki dinding rmh. Wanita itu
sangat kaget dan tercengang ketika mengetahui
bahwa wanita yang duduk di lantai itu
adalah istri Amirul Mukminin, Fathimah binti Abdul Malik. Ya, dia yang
dulu hidup bermewah-mewah bahkan terkadang ia terlambat shalat berjamaah
hanya karena lama saat menata rambutnya saja, sekarang berbalik
melepaskan belenggu kenikmatan semu itu untuk sebuah amanah yang berat.
Kalau bukan karena kekuatan ubudiyahnya tidak akan mau terlepaskan dari
semua itu. Lihat juga laki-laki yang belepotan tanah kedua tangannya,
dia adalah amirul mukminin yang sedang memperbaiki dinding rumahnya.
Jadi sekali lagi ketika hubungan kita sudah baik dengan Allahswt,
takkan ada lagi rona yang bisa membuat kita terlihat gagap ketika
keadaan tiba2 berubah. Baik dalam keadaan sempit maupun lapang. Tetap
pesona itu akan selalu terlihat ada.
2. Wawasan yang luas.
Untuk menjadi lentera yang bisa memberikan sinar bagi orang lain kita
perlu bekal. Kekuatan tsaqofah adalah kemampuan kita untuk memberi
tentang berbagai pengetahuan asasi, sebab-akibat dan hikmah dari setiap
persoalan. Tanpa banyak membaca mustahil kita bisa memberi cahaya. Ilmu
yang bermanfaat adalah amunisi utama bagi muslimah tangguh. Mohonlah
kepada Allah agar membimbing kita dalam menuntut ilmu dan gemar membaca.
Sebab, siapa yang mendekatkan diri kepada Allah maka ia akan bersamanya
dengan ilmuNya. Seperti yang telah difirmankan oleh Allah dalam hadits
Qudsi,”Apabila seorang hamba mendekatkan diri kepada-Ku sejengkal, maka
Aku akan mendekatkan padanya sehasta. Apabila ia mendekatkan diri
kepadaKu sehasta, maka aku akan mendekat padanya sedepa. Dan apabila ia
datang kepada-Ku dengan berjalan, maka Aku akan mendekat kepadanya
dengan berlari kecil.”
Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, ” Sebagaimana Allah memiliki
malaikat malaikat yang diberi tugas mengurus awan dan hujan, Ia juga
memiliki malaikat malaikat yang diberi tugas untuk mengurusi masalah
ilmu dan petunjuk dan itu merupakan rezeki bagi hati dan makanannya
adalah untuk badan.”
Oleh karena itu, mohonlah taufik kepada Allah ketika hendak membaca,
tentu kita akan mendapatiNya amat dekat dan mengabulkan setiap
permohonan kita sehingga lapanglah semua jalan kebaikan kepada kita.
3. Tekun dalam spesialisasi
Dalam teori Multiple intelejen ada 8 kecerdasan yang bisa kita asah, dan
tidak harus semua itu ada dalam satu orang. Walaupun dalam hitungan
ambang batas setiap orang bisa mengasahnya. Ada yang bisa menjadi
penulis untuk nasyrul fikroh dalam tataran yang lebih luas. Ada yang
bisa menjadi politisi, cendikiawan yang aktif meneliti, dan lain
sebagainya. Semua perlu spesialisasi di jalurnya masing-masing agar
makin indah bertebaran di luar sana. Tanpa spesialisasi akan susah untuk
kita menemukan jawaban dari berbagai masalah. Ketika banyak kaum ibu
yang butuh tambahan penghasilan karena kurangnya uang belanja dari suami
dan juga adanya waktu yang berlebih, maka dibutuhkan sosok
enterpreuneur muslimah yang mempunyai kafaah dalam berdagang, dan juga
mengelola sdm untuk industri rumahan yang bisa memanfaatkan tenaga dan
waktu luang para ibu rumah tangga tersebut. Ketika isu hari bumi sedunia
kita butuh muslimah yang paham ilmu lingkungan dan juga ketika ada
masalah trafficking terhadap perempuan kita butuh sarjana hukum yang
bisa mengerti seluk beluk persoalan.
Jika kita mencoba mengkaitkan
Dengan teori kecerdasan majemuk, searing muslimah mengembangkan
dirinyap sesuai dengan jenis kecerdasannya:
1. Muslimah Cerdas Bahasa (linguistik)
Berfikir melalui kata-kata. Muslimah seperti ini bisa menebarkan
pemikirannya dalam bentuk tulisan. Ada juga yang bisa lebih
menajamkannya dalam bentuk merangkum permasalahan yang sudah
didiskusikan. Kalau dalam organisasi bisa di tempatkan di litbang atau
Think Tank organisasi tersebut.
2. Muslimah Cerdas Matematis-Logika
Cara berfikir: melalui penalaran. Cendiakiawan yang punya fikroh
keislaman yang baik akan lebih bermanfaat. Mereka menebar ilmunya yang
tak akan habis jika digunakan dalam rangka perbaikan umat. Muslimah
seperti ini akan selalu dinanti potensinya.
3. Muslimah Cerdas Spesial
Cara berfikir: melalui kesan dan gambar. Kegemaran: mendesain,
menggambar, mebayangkan, mencoret-coret. Untuk mentransfer ide dan
kebutuhan pengelolaan dokumentasi seseorang atau organisasi, atau
pengetahuan secara luas dibutuhkan kerja-kerja seni untuk menghidupkan
penyampaiannya. Biasanya muslimah seperti ini kreatif sekali.
4.Muslimah Cerdas Kinestetis-jasmani
Cara berfikir: melalui sensasi somatis. Zaman shahabiyah para muslimah
telah terdidik jasmaninya untuk lebih dioptimalkan agar bisa mengemban
amanah dakwah yang sangat cepat konstelasinya. Ada Asma binti abu bakar
ra yang kuat sekali turun naik gunung membantu rasulullah dan ayahanda
tercinta. Nusaibah di medan perang. Akhwat Muslimah tidak boleh terlihat
lemas, pasca melahirkan tidak boleh dijadikan alasan untuk menjadi
kelebihan berat badan. Fisik yang kuat menjadikan anak-anak yang kita
lahirkan lebih berkualitas. Muslimah seperti ini juga mampu mengelola
pemainan fisik seperti drama, pengalaman yg berhubungan dengan indera
peraba (tactile experiences), bengkel/mekanik, praktek (hands-on
learning).
5. Muslimah Cerdas Musikal
Cara berfikir: melalui irama dan metode.
6. Muslimah Cerdas Interpersonal
Cara berfikir: dengan cara melemparkan gagasan kepada orang lain.
Kegemaran memimpin, mengorganisasi, menghubungkan, menebarkan pengaruh,
menjadi mediator. Cocok sekali untuk membangun jaringan yang lebih luas.
Pertemuan sosial, dagang, dll.
7. Muslimah Cerdas Intrapersonal
Cara berfikir: berhubungan dengan kebutuhan, perasaan, cita-citanya. Proyek individualnya akan selalu jadi bahan perenungannya.
8. Muslimah Cerdas Naturalis
Cara berfikir: melalui alam dan pemandangan alam. Mereka selalu
peduli akan lingkungan. Kegiatan eco living yang akan menjadi
kesehariannya. Cocok sekali jika menjadi motivator untuk go green.
Keindahan itu akan terangkai utuh ketika semua berjalan beriring satu tujuan.
4. Kemampuan untuk berjejaring.
Berjalanlah dengan seimbang. Sepanjang jalan ketika hidup di
dunia ini kita perlu untuk memadukan secara utuh amal-amal yang bersifat
ubudiyah dan muamalah secara baik. Ketika kita terlalu fokus untuk
mendekatkan diri kepada Allah swt dan di waktu yang sama kita lupa peran
sosial kita dalam bermuamalah terhadap makhluknya maka akan kita
rasakan ketimpangan dalam wujud jafaaf ruuhi (kegersangan ruhani) begitu
juga dalam keadaan sebaliknya. Jadilah manusia yang hidup dalam
keseimbangan sebab itu melapangkan jalan.
Ketika marak sosial media di dunia maya. Sontak tak luput di belahan
bumi manapun semua merasakan syok sosial karena memang pada dasarnya
manusia butuh untuk bersosialisasi dan berekspresi. Walaupun dalam batas
tertentu ada hal-hal yang semestinya tetap harus dijaga. Apalagi
sebagai seorang muslimah. Maksudnya disini penting sekali kita mampu
untuk berjejaring agar jangkauan kita semakin luas dan akhirnya semakin
banyak yang ikut membantu kita menyebarkan kebaikan. Tapi sekali lagi
ada adab yang harus kita jaga; bukan untuk popularitas pribadi,
Dari Abu Imran Al Jauny, bahwa Abu Bakar as Shiddiq radhiyallahu’anhu
berkata, “Aku ingin sekiranya aku ini hanya sehelai rambut di sisi hamba
yang mukmin.” Ungkapan itu tersirat makna kezuhudan seorang shahabat
sekaliber Abu Bakar yang tidak ingin merasa lebih dari sesama hamba yang
mukmin.
Jadi alangkah indahnya pribadi yang zuhud akan tampak terlihat di dalam
keseharian pergaulan seorang muslimah. Bukan menjadi pribadi yang ingin
selalu lebih di sisi yang hamba mukmin yang lain. Bermuamalahlah dengan
cinta, lapangkan dada dalam keadaan dipuji maupun di hina. Genggam dunia
di tangan kita letakkan kecintaan kampung akhirat di dada kita.
Semakin paripurna jika semua berpadu dalam sosok muslimah yang
menjadi dambaan umat. Tunggulah sebentar lagi kiprah-kiprah mereka yang
luar biasa. Menerangi setiap kegelapan yang ada di belantara dunia yang
fana.